Sakit Kepala Semua Bagian
Banyak Ragam Jenisnya
Kira-kira apa yang menjadi penyebab dari sakit kepala kronis primer? Sayangnya, penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, sakit kepala kronis non-primer memiliki beberapa kemungkinan penyebab. Di antaranya adalah infeksi, peradangan, gangguan pembuluh darah otak, gangguan tekanan pada otak, hingga tumor otak.
Hal yang perlu diingat, sakit kepala berkepanjangan ini sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Baca juga: 5 Hal tentang Migrain yang Perlu Diketahui
Konsumsi terlalu banyak obat
Saat merasa sakit kepala, Anda mungkin cenderung memilih mengonsumsi obat untuk meredakan rasa sakitnya. Namun, penggunaan obat sakit kepala yang terlalu berlebihan ternyata juga dapat menyebabkan rasa sakit kepala.
Maka itu, jika Anda merasa sakit kepala, hindari menggunakan obatnya secara rutin. Apalagi, jika obat tersebut bukan didapat dari resep dokter. Pasalnya, ada obat sakit kepala yang bisa dibeli secara bebas di apotek. Untuk itu, bijaklah dalam penggunaan obat tersebut.
Olahraga terlalu berat
Bagi sebagian orang, sakit kepala mungkin dipicu karena melakukan latihan atau jenis olahraga yang dilakukan secara intens. Ya, olahraga intens yang dilakukan secara berlebihan berpotensi menyebabkan rasa sakit di puncak kepala Anda.
Sebagai contoh, ketika Anda berlari sprint atau melakukan gerakan olahraga yang berulang. Maka dari itu, sebelum melakukan latihan ada baiknya untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu.
Cara Mengatasi Sakit Kepala Bagian Atas
Penanganan sakit kepala bagian atas umumnya dilakukan untuk meredakan rasa sakit dan mencegahnya kambuh kembali. Berikut ini adalah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sakit kepala bagian atas:
Stres berlebih dan kurang tidur merupakan beberapa faktor yang kerap menyebabkan sakit kepala bagian atas. Oleh karena itu, untuk mencegah dan mengatasi sakit kepala bagian atas, Anda dianjurkan untuk tidur yang cukup setiap malam selama 7–8 jam.
Anda juga bisa mengurangi stres dengan cara melakukan relaksasi, olahraga, yoga, atau jalani hobi Anda, misalnya memasak, mendengarkan musik, atau menonton film yang Anda sukai. Dengan begitu, sakit kepala bagian atas pun dapat berangsur-angsur mereda.
Anda bisa mengatasi sakit kepala bagian atas dengan mengonsumsi obat pereda sakit kepala yang dijual bebas, seperti paracetamol atau ibuprofen.
Namun, pada kasus tertentu, khususnya pada sakit kepala yang sering kambuh atau tidak mempan diatasi dengan obat bebas, mungkin dibutuhkan obat-obatan yang hanya bisa diperoleh melalui resep dokter, misalnya obat antidepresan, obat penenang atau anticemas, dan obat antikejang.
Sakit kepala bagian atas terkadang juga bisa muncul karena kebiasaan tidak sehat, seperti terlalu banyak atau sering mengonsumsi kafein dan minuman beralkohol. Oleh karena itu, Anda perlu membatasi atau menghentikan kebiasaan tersebut guna mencegah sakit kepala kambuh kembali.
Meski demikian, konsumsi kafein yang dihentikan mendadak mungkin bisa menyebabkan sakit kepala bagian atas akibat efek caffeine withdrawal pada sebagian orang. Jika Anda sulit berhenti minum kafein, coba konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Selain dengan berbagai cara di atas, sakit kepala bagian atas juga mungkin bisa diredakan dengan beberapa cara alternatif, seperti akupuntur, pijatan kepala, dan aromaterapi.
Itulah berbagai penyebab sakit kepala bagian atas dan cara mengatasinya. Meski demikian, perlu Anda ingat bahwa konsumsi obat pereda nyeri, terutama yang dijual bebas, umumnya hanya bersifat meredakan gejala dan belum tentu dapat mengatasi penyebabnya. Jadi, sebaiknya hindari terlalu sering mengonsumsi obat pereda sakit kepala, dan alangkah baiknya berkonsultasi dengan dokter.
Anda bisa berkonsultasi bersama dokter dengan mudah lewat Chat Bersama Dokter. Lewat konsultasi ini, dokter juga akan menyarankan perawatan rumahan yang bisa dilakukan untuk meredakan sakit kepala bagian atas atau merekomendasikan Anda untuk menjalani pemeriksaan langsung di rumah sakit bila diperlukan.
Sakit kepala tegang adalah jenis sakit kepala yang ditandai dengan nyeri ringan sampai sedang di kepala dan leher. Sakit kepala tegang sering kali digambarkan seperti ada tali yang mengikat kuat di sekitar kepala.
Sakit kepala tegang atau tension headache merupakan jenis sakit kepala yang paling sering terjadi. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa, terutama wanita.
Meski bisa cukup mengganggu, sakit kepala tegang umumnya dapat diatasi dengan obat-obatan dan pola hidup sehat. Namun, pada beberapa kondisi, misalnya sakit kepala yang terus berulang atau bertambah buruk, pemeriksaan oleh dokter perlu dilakukan.
Cara mengatasi sakit kepala bagian atas
Anda bisa mengatasi sakit kepala yang terasa di bagian atas dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu atau melakukan pengobatan alternatif.
Umumnya, cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi rasa sakitnya sesuai dengan penyebab sakit kepala yang dialami. Berikut penjelasan lengkapnya yang perlu diketahui.
Pengobatan Sakit Kepala Tegang
Pengobatan sakit kepala tegang bertujuan untuk meredakan gejala secepatnya dan mencegah sakit kepala kambuh. Sebagai langkah pertama untuk mengatasi sakit kepala tegang, pasien dapat segera mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan paracetamol, begitu gejalanya muncul.
Jika obat-obatan tersebut tidak dapat meredakan gejala, pasien disarankan untuk berkonsultasi ke dokter. Dokter akan mengevaluasi obat yang sebelumnya dikonsumsi pasien dan mungkin meresepkan obat-obatan yang lebih kuat, seperti:
Dokter juga dapat memberikan obat-obatan lain di samping pereda nyeri, seperti:
Mengganggu Penglihatan hingga Riwayat Kanker
Sakit kepala yang tak kunjung membaik bisa menandakan beberapa kondisi atau penyakit dalam tubuh. Oleh sebab itu, segeralah temui dokter bila sakit kepala tak kunjung reda. Lantas, seperti apa sih gejala sakit kepala yang berbahaya dan diwaspadai?
Nah, berikut ini beberapa gejala sakit kepala yang berbahaya:
Baca juga: Sakit Kepala Cluster dengan Migrain, Sama atau Tidak?
Nah, kesimpulanya sakit kepala berkepanjangan yang tak kunjung membaik, bisa saja menandai adanya penyakit serius lainnya. Oleh sebab itu, segeralah temui dokter bila mengalami gejala-gejala sakit kepala di atas. Nantinya dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan untuk mendiagnosis dan mengetahui penyebab dari sakit kepala berkepanjangan.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Halodoc, Jakarta - Rasanya hampir tiap orang pernah mengalami sakit kepala, setuju? Namun, bagaimana dengan sakit kepala yang terjadi secara terus-menerus? Sakit kepala terus-menerus atau kronis juga disebut dengan sakit kepala berkepanjangan.
Sakit kepala berkepanjangan ini ditandai dengan sakit kepala yang terjadi minimal 15 hari dalam satu bulan dan terjadi selama tiga bulan berturut-turut. Hal yang perlu ditegaskan, sakit kepala berkepanjangan tak boleh dianggap remeh. Sebab bisa jadi kondisi tersebut menandai adanya keluhan kesehatan yang lebih serius.
Baca juga: 7 Tips Menghadapi Sakit Kepala Ketika Terkena Hujan
Mengubah gaya hidup
Anda juga bisa mencoba mengurangi sakit di daerah atas kepala dengan meminimalisir kegiatan atau aktivitas yang memicu stres muncul.
Justru, tingkatkan kegiatan yang bisa membuat Anda lebih rileks, misalnya dengan melakukan yoga atau olahraga secara rutin. Olahraga yang bisa Anda lakukan adalah berenang, bersepeda, dan berjalan kaki.
Selain itu, pastikan kebutuhan tidur cukup. Artinya, Anda tidur sesuai dengan jam tidur yang ideal untuk orang dewasa. Sebab, kurang tidur bisa menyebabkan rasa sakit di kepala.
Lelah pada mata, postur tubuh buruk dan faktor lain
Saat dilihat kembali, ternyata ada pula faktor-faktor lain yang menjadi penyebab sakit kepala di bagian atas, seperti kelelahan pada mata, postur tubuh yang buruk, sampai menggertakkan gigi, dan ketegangan otot-otot di atas kepala.
Apalagi kalau Anda mengalami cedera fisik di bagian tersebut dan nyerinya menyebar menjadi sakit kepala.
Pencegahan Sakit Kepala Tegang
Sakit kepala tegang perlu dicegah dengan menjalani pola hidup yang sehat dan mengelola stres dengan baik agar tidak berkembang menjadi kronis. Selain itu, upaya ini juga dapat mendukung proses pengobatan.
Beberapa cara mengelola stres yang dapat dilakukan adalah:
Selain langkah pencegahan di atas, pasien juga disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti:
Sakit kepala disebabkan oleh aktifnya saraf nyeri di kepala, baik akibat gangguan di kepala maupun akibat penyakit atau kondisi tertentu. Aktifnya saraf nyeri ini bisa dipicu oleh aktivitas zat kimia di otak, gangguan pada otot di kepala dan leher, atau gangguan pada pembuluh darah di kepala.
Penyebab gangguan tersebut dapat berupa gaya hidup atau suatu kondisi tertentu. Beberapa perilaku yang dapat memicu timbulnya sakit kepala adalah:
Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat mengakibatkan keluhan sakit kepala di antaranya:
1. Penyakit di otak, seperti:
2. Penyakit di area wajah, antara lain
3. Penyakit di jantung, misalnya penyakit jantung koroner.
4. Gangguan mental, meliputi:
Selain penyakit di atas, ada juga kondisi lain yang dapat menyebabkan atau memicu sakit kepala, seperti:
Sakit kepala bisa primer, atau sekunder yang berarti merupakan efek samping dari penyakit lain. Dokter Anda biasanya mengetahui kemungkinan penyebab sakit kepala Anda dari berbicara dengan Anda dan memeriksa Anda. Setelah dokter menemukan penyebabnya, Anda akan dapat memutuskan bagaimana mengurangi atau menghentikan sakit kepala. Mungkin Anda akan diminta dokter untuk minum obat ketika Anda mengalami sakit kepala, minum obat setiap hari untuk mencegah sakit kepala atau terkadang menghentikan obat yang sudah Anda minum. Kadang-kadang sakit kepala membutuhkan penyelidikan lebih lanjut untuk menyingkirkan penyebab mendasar yang lebih serius.
Sakit kepala primer, jenis sakit kepala yang paling umum adalah sakit kepala tegang dan migrain.
Sakit kepala karena tegang biasanya terasa seperti pita terikat di dahi. Ini bisa bertahan selama selama beberapa hari. Penderita bisa merasa tidak nyaman dan melelahkan, tetapi biasanya tidak mengganggu tidur. Kebanyakan orang dapat bekerja terus dengan sakit kepala karena tegang. Penderita cenderung memburuk seiring berjalannya waktu dan biasanya tidak diperparah aktivitas fisik, meskipun ada beberapa orang menjadi sensitif terhadap cahaya terang atau kebisingan
Migrain juga umum terjadi. Tipikal dari migrain adalah sakit pada satu sisi kepala dan berdenyut-denyut. Sakit kepala yang hanya terjadi di satu sisi, sakit kepala yang berdenyut-denyut, dan sakit kepala yang membuat Anda merasa mual lebih cenderung mengarah ke migrain dibanding penyakit lain. Migrain bisa membuat orang tidak nyaman sampai tidak bisa beraktivitas. Beberapa pasien lalu pergi tidur untuk menghilangkan sakit kepala yang dialami
Sakit kepala kluster adalah sakit kepala yang sangat parah, terkadang disebut ‘suicide headaches’ (sakit kepala karena bunuh diri). Sakit kepala ini terjadi per kluster (kelompok), sakit yang dirasakan bisa setiap hari selama beberapa minggu atau bahkan berminggu-minggu. Kemudian sakit kepala akan hilang selama berbulan-bulan. Ini jarang terjadi dan cenderung terjadi pada pria dewasa perokok. Sakit ini adalah sakit kepala satu sisi yang parah, yang sangat melumpuhkan aktivitas sehari-hari. Orang sering menggambarkan sebagai rasa sakit terparah yang pernah merasa rasakan. Sakit kepala kluster biasanya terjadi di satu sisi. Pasien sering mengalami mata merah berair di sisi yang terkena, hidung tersumbat dan berair, dan kelopak mata turun.
Sakit kepala karena tegang kronis biasanya disebabkan oleh ketegangan otot di bagian leher dan lebih sering menyerang wanita dibanding pria. Kronis berarti kondisinya persisten dan berkelanjutan. Sakit kepala ini dapat dimulai dengan cedera leher atau kelelahan dan dapat diperburuk oleh penggunaan obat yang berlebihan. Sakit kepala yang terjadi hampir setiap hari selama tiga bulan atau lebih disebut sakit kepala harian kronis
Sakit kepala akibat penggunaan obat-obatan adalah sakit kepala yang tidak menyenangkan dan berlangsung lama. Ini disebabkan oleh minum obat penghilang rasa sakit kepala. Sayangnya, ketika obat penghilang rasa sakit diminum secara teratur untuk sakit kepala, tubuh merespons dengan membuat lebih banyak sensor rasa sakit di kepala. Akhirnya sensor rasa sakit menjadi sangat banyak sehingga kepala menjadi sangat sensitif dan sakit kepala tidak akan hilang. Orang yang mengalami sakit kepala ini sering menggunakan lebih banyak obat penghilang rasa sakit untuk mencoba merasa lebih baik. Namun, obat penghilang rasa sakit seringkali sudah lama berhenti bekerja. Sakit kepala akibat penggunaan obat. Sakit kepala akibat penggunaan obat adalah penyebab paling umum dari sakit kepala sekunder.
Sakit kepala saat beraktivitas adalah sakit kepala yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Sakit kepala bisa menjadi parah dengan sangat cepat setelah aktivitas berat seperti berlari, batuk, berhubungan seksual, dan mengedan saat buang air besar. Sakit kepala ini lebih sering dialami oleh pasien yang juga menderita migrain.
Sakit kepala yang berhubungan dengan seks sangat mengkhawatirkan pasien. Hal ini bisa terjadi saat seks dimulai, saat orgasme atau setelah seks selesai. Sakit kepala saat orgasme adalah jenis yang paling umum. Sakit kepala ini cukup parah, terjadi di belakang kepala, di belakang mata atau seluruh tubuh. Sakit ini berlangsung sekitar dua puluh menit dan biasanya bukan merupakan pertanda adanya masalah lain.
Sakit kepala akibat beraktivitas dan hubungan seksual biasanya bukan merupakan tanda masalah mendasar yang serius. Terkadang hal itu bisa menjadi tanda adanya pembuluh darah bocor di permukaan otak. Oleh karena itu, jika sakit kepala seperti ini terjadi secara berulang-ulang, Anda harus membicarakannya dengan dokter Anda.
Sakit kepala menusuk primer kadang disebut sebagai ‘ice-pick headaches atau ‘idiopathic stabbing headache’. Istilah idiopatik digunakan oleh dokter untuk sesuatu yang datang tanpa sebab yang jelas. Ini adalah sakit kepala pendek yang menusuk yang sangat mendadak dan parah. Biasanya berlangsung antara 5 dan 30 detik, kapan saja, siang atau malam. Penderita akan merasa seperti seolah-olah ada benda tajam seperti pemecah es yang menempel di kepala Anda. Area yang sering terjadi yaitu di belakang telinga dan bisa sangat menakutkan. Meskipun bukan migrain, sakit kepala jenis ini lebih sering terjadi pada orang yang mengalami migrain, hampir setengah dari orang yang mengalami migrain mengalami sakit kepala menusuk primer.
Sakit kepala tusuk primer terlalu singkat untuk diobati, meskipun obat pencegah migrain dapat mengurangi gejalanya.
Adalah sakit kepala harian kronis primer. Biasanya menyebabkan rasa sakit yang terus menerus tetapi berfluktuasi di satu sisi kepala Anda. Nyeri biasanya berlanjut dengan episode nyeri yang lebih parah, yang dapat berlangsung antara 20 menit dan beberapa hari. Selama episode nyeri, mungkin ada gejala lain seperti mata berair atau kemerahan, hidung berair atau tersumbat, dan kelopak mata terkulai. Mirip dengan migrain, mungkin juga ada kepekaan terhadap cahaya, rasa sakit, mual muntah. Sakit kepala tidak kunjung sembuh tetapi mungkin ada saat-saat di mana Anda tidak mengalami sakit kepala. Namun sakit kepala hemicrania continua merespons terhadap obat indometasin
Trigeminal neuralgia menyebabkan rasa nyeri di wajah. Rasa sakitnya terdiri dari semburan yang sangat singkat seperti sensasi sengatan listrik di wajah, di area mata, hidung, kulit kepala, dahi, rahang dan/atau bibir. Biasanya satu sisi dan lebih sering terjadi pada orang di atas usia 50 tahun. Dapat dipicu oleh sentuhan atau angin sepoi-sepoi di wajah.
Halodoc, Jakarta - Rasanya hampir tiap orang pernah mengalami sakit kepala, setuju? Namun, bagaimana dengan sakit kepala yang terjadi secara terus-menerus? Sakit kepala terus-menerus atau kronis juga disebut dengan sakit kepala berkepanjangan.
Sakit kepala berkepanjangan ini ditandai dengan sakit kepala yang terjadi minimal 15 hari dalam satu bulan dan terjadi selama tiga bulan berturut-turut. Hal yang perlu ditegaskan, sakit kepala berkepanjangan tak boleh dianggap remeh. Sebab bisa jadi kondisi tersebut menandai adanya keluhan kesehatan yang lebih serius.
Baca juga: 7 Tips Menghadapi Sakit Kepala Ketika Terkena Hujan