Gajah Bola Judi Slot Online Login
PATAH tumbuh hilang berganti. Itulah semboyan para pecandu berat SDSB. Setelah peredaran kupon itu dihentikan akhir November 1993 lalu, sekarang mereka beralih membeli kupon gajah yang sempat beredar di beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Disebut kupon gajah karena kupon ini bergambar gajah. Ada yang menyebutnya kupon otak-atik, ada juga yang menjulukinya bledosan harian artinya ledakan setiap hari. Memang, kupon yang beredar sejak awal Desember 1993 ini dan dijual Rp 1.000 per lembar, penarikan undiannya dilakukan setiap malam. Permainannya hampir tak beda dengan cara menebak angka SDSB. Para pecandu hanya diminta mengisi dua sampai enam angka tebakan. Kalau menebak dua angka dengan tepat, disediakan hadiah 60 kali lipat dari harga kupon. Kalau tiga angka, hadiahnya 350 kali, empat angka 2.500 kali, dan tebak tepat enam angka Rp 1 miliar. Penjualan kupon ini merebak di beberapa kota: Semarang, Kudus, Demak, Jepara, Blora, Pati, Bojonegoro. Peredarannya menggunakan jaringan bekas agen-agen dan pengecer SDSB. Penjualannya dilakukan secara terang-terangan. Hasil penarikan undian dipampang di kios-kios tempat penjualan atau radio swasta. Para agen dan pengecer mendapat komisi berkisar 5 sampai 10 persen. "Setiap malam saya dapat sekitar Rp 150 ribu," kata seorang pengecer di Kudus. Kabarnya, undiannya dilakukan di sebuah klub malam di kompleks Tanah Mas, Semarang. Ketika polisi menggerebeknya, tak ditemukan barang bukti apa pun. Rupanya, bandar judi yang asal Medan itu sudah mencium gelagat. "Kami telah membentuk tim khusus untuk melacaknya," kata Kepala Polda Jawa Tengah Mayjen. A.A. Soegiyo. Sejak 17 Desember 1993 lalu, si gajah sudah hilang dari peredaran. Di Sumatera belahan utara lain lagi bentuk permainannya. Di sana yang ramai diburu orang adalah si togel alias toto gelap. Ini permainan judi yang membonceng lotere dari Singapura. Banyak cara untuk menghubungi bandar: lewat telepon atau membeli kupon berwarna putih. Pecandu yang bermain lewat telepon antara lain harus menggunakan kata-kata sandi seperti Sa Kong Sa yang artinya 303. Sandi itu diambil dari pasal 303 KUHP yang isinya menyangkut soal perjudian. Penarikan si togel ini dilakukan seminggu dua kali. Uang taruhannya berkisar Rp 100 hingga Rp 1.000. Misalnya dengan modal Rp 100 dan menebak dua angka jitu, hadiahnya Rp 8.000. Kalau tiga angka yang tertebak, hadiahnya Rp 50 ribu. Tentu saja makin gede ia membayar, makin besar pula hadiah yang didapat. Sebenarnya, si togel ini sudah beredar sebelum SDSB dihentikan. Peminatnya kebanyakan warga keturunan Cina. Tapi setelah SDSB disetop, kontan pecandu SDSB berbondong-bondong beralih main togel. "Menebaknya tidak sulit. Taruhan bisa kecil, hadiahnya cukup besar," komentar seorang pecandu. Tak heran kalau si togel ini digemari oleh kalangan bawah. Jaringan penjualannya antara lain sampai ke Medan, Lhokseumawe, atau Tanjungbalai. Lain kota memang lain judinya. Di Jakarta dan Bandung ada pula permainan judi yang kini sedang menggejala. Menurut pelacakan, yang kini sedang dilakukan Polda Jawa Barat, bentuknya adalah permainan yang menggunakan hasil pertandingan sepak bola liga Italia dan Inggris yang disiarkan secara langsung setiap minggu di layar kaca. "Kami akan menerjunkan tim khusus untuk melacaknya. Orang-orangnya sudah kami ketahui," kata sumber itu. Tampaknya, memberantas judi memang sama peliknya mencari pengganti SDSB. Apalagi, seperti kata Menteri Sosial Inten Soeweno, alternatifnya itu harus sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku: tidak berbau judi dan tidak membebani masyarakat. Apa penggantinya? "Belum ada," kata Inten pada TEMPO pekan lalu. "Perlu waktu cukup lama untuk menemukan alternatifnya," katanya.AKS, Zed Abidien, dan Bandelan Amaruddin